Kata emosi berasal dari bahasa Prancis, emotion yang berasal dari kata emouvoir yang berarti “kegembiraan”. Emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere dari e- ( varian eks) yang berarti “luar” dan movere yang
berarti “bergerak”. Dengan kata lain, emosi adalah hasil dari reaksi
tubuh dalam menghadapi situasi tertentu. Emosi tidak hanya mencakup
marah. Seperti anggapan banyak orang. Sekali lagi, emosi adalah reaksi
tubuh untuk menghadapi situasi tertentu. Situasi yang dihadapi disini
mencakup emosi marah, malu, bahagia, takut, dan sedih. Berbagai mitos
juga fakta dari emosi akan terungkap disini.
1. Emosi marah
Marah selalu dikaitkan dengan agresif dan
kekerasan. Marah juga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke,
mempercepat kematian. Benarkah ?
Emosi marah merupakan salah satu jenis emosi yang dianggap sebagai
emosi dasar dan bersifat universal. Marah adalah emosi yang sukar
dikendalikan, terutama bagi wanita. Seseorang akan merasa marah terhadap
orang lain, jika ia menganggap orang tersebut melakukan kesalahan
padanya. Dikaitkan dengan agresif, sebab orang yang ketika marah selalu
menampakan tingkah laku yang agresif. Berlanjut dengan melakukan aksi
kekerasan.
Seperti, membanting barang, memukul orang yang dikenai marah, bahkan
membunuhnya. Padahal, marah adalah salah satu pintu seseorang terkena
serangan jantung dan stroke. Hasil penelitian Harvard Medical School
menunjukkan bahwa orang yang mudah marah berpeluang tiga kali lipat
memiliki penyakit jantung. Marah-marah pada usia muda merupakan predikator
yang baik terhadap serangan jantung pada hari tua. Semakin tinggi
kemarahan seseorang, semakin tinggi pula resikonya. Selain itu, marah
dapat mempengaruhi kuliatas kesehatan seseorang. Seperti kata Imam Ali
As. “Barang siapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan
mempercepat kematian”.
2. Emosi Malu
Malu adalah perasaan negatif dan senonoh. Kok bisa?
Dalam hal ini, malu dikenal sebagai perasaan yang paling mengacaukan.
Tidak ada emosi lain yang lebih mengacaukan selain emosi malu. Ketika
seseorang merasakan malu, ia akan merasa terluka dari dalam. Merasa
tidak sebaik orang lain. Hal inilah yang dianggap bahwa malu merupakan
perasaan negatif juga dapat merugikan diri sendiri. Anda tentu pernah
merasakan emosi malu bukan?. Dalam hal ini pendapat mengenai emosi malu,
dari mana seseorang merasakan malu, dan cara apa agar terhindar dari
perasaan malu, semua itu kembali kepada privasi Anda masing-masing.
Menurut seorang Psikologi di media Online, dijelaskan bahwa malu
adalah salah satu emosi sebagai hasil penilaian terhadap diri sendiri.
selain malu, emosi yang muncul dari penilaian diri sendiri meliputi rasa
bangga, sombong, bingung, dan rasa bersalah. Anda harus menilai dulu
tindakan apa saja yang Anda lakukan baru Anda bisa merasakan malu.
Misalnya, merokok di dalam angkot. Anda menilai apakah merokok di
tengah-tengah orang yang berada di dalam angkot pantas atau tidak, sopan
atau terlalu berlebihan tidak. Jika Anda merasa tidak pantas, tidak
sopan, dan berlebihan, maka Anda akan memiliki rasa malu. Untuk itu,
malu adalah perasaan yang timbul dalam diri seseorang, yang kadang
diakibatkan oleh kesadaran diri tentang perlakuan tidak senonoh yang
dilakukannya sendiri.
3. Emosi Bahagia
Emosi bahagia adalah emosi yang positif.
Bahagia mencakup senang, gembira, dan suka. Bahagia merupakan hal
yang unik. Yang tingkatannya melebihi rasa senang, gembira, dan suka.
Namun senang belum tentu bahagia bukan?. Sama halnya dengan emosi marah,
bahagia juga merupakan emosi dasar manusia. Emosi bahagia bersifat
universal, karena di belahan dunia manapun pasti pernah merasakan
bahagia. Apa saja yang membuat Anda merasa bahagia? Secara umum, orang
merasa bahagia karena tercapainya keinginan dan kesuksesan, memperoleh
keberuntungan, juga mempresepsikan sesuatu yang menyenangkan. Seperti
orang yang merasa bahagia karena telah lulus ujian, memenangkan piala,
merasa dicintai oleh orang lain, juga memperoleh kesempatan dalam
berkarir.
4. Emosi takut
Takut bisa membuat kesadaran terputus?
Keberanian tidak muncul begitu saja. Keberanian muncul karena adanya
proses belajar untuk mengatasi rasa takut. Bagi Anda yang pemberani pun
sebenarnya pernah mengalami ketakutan. Namun, karena dia mampu mengatasi
rasa takutnya tersebut, maka dia menjadi orang yang pemberani. Jadi
dapat disimpulkan bahwa keberanian lahir dari proses takut yang
berkepanjangan. Takut juga berdampak pada kesadaran kita. Dalam hal ini,
ada dua mekanisme yang menyebabkan rasa takut bisa menghindarkan
seseorang dari bahaya. Pertama, takut berfungsi mengatur tubuh
untuk kabur dan memfokuskan perhatian pada hal yang ditakuti. Ketika
orang tersebut merasa ketakutan, ia akan memfokuskan bagaimana caranya
untuk kabur.
Kedua, takut bisa membuat kesadaran terputus. Maksudnya
disini adalah untuk menolong diri agar terhindar dari ancaman yang
ditakuti. Seperti gerak refleks dicegah, bahkan menyebabkan pinsan.
Dalam kondisi pasif ini seseorang juga bisa terhindar dari bahaya.
Misalnya, saat akan diperkosa, lalu jatuh pinsan, maka mungkin
perkosaan tidak akan terjadi. Takut dalam konteks Islam sebagaimana
dikatakan Najati dalam Darwis Hude,Al-Qur’an mengingatkan
manusia agar tidak takut pada hal lain selain Allah Swt. Al-Qur’an juga
juga mejelaskan bahwa manusia untuk tidak menjatuhkan diri ke dalan
kebinasaan, misalnya bunuh diri, mengonsumsi zat-zat adiktif yang dapat
merusak meetabolisme tubuh, dan lain sebagainya.
5. Emosi sedih
Emosi takut mempunyai peluang yang besar untuk terserang leukeumia, stroke jenis pendarahan, serta organ tubuh lainnya
Emosi ini biasanya timbul karena seseorang dihadapkan dengan keadaan
yang mengecewakan, kegelisahan, atau muncul karena akibat penderitaan.
Seperti yang dikatakan Rudi Mulyatiningsih dkk, kesedihan bisa
menyebabkan seseorang menangis. Menangis adalah ekspresi seseorang
ketika ia ditimpa suatu kesedihan. Selain menangis, mereka juga
cenderung mengurung diri di kamar dan tidak ingin bergaul dengan orang
lain. dalam hal ini, menangis adalah proses yang sangat manusiawi.
Selain sebagai tempat pelampiasan emosi sedih, menangis juga bisa
meringankan beban kesedihan yang di derita orang tersebut.
Jika kesedihan terlalu lama dipendam, akan menimbulkan beberapa
akibat yang serius dan berakibat fatal. Seperti merasakan depresi dan
terjadinya ganggguan kesehatan. Sedih begitu selaras dengan aliran
darah. Maka dari itu, Anda yang merasa sedih memiliki sedikit peluang
terkena leukimia dan stroke jenis pendarahaan. Kekesalan yang dirasakan
akan mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf, hingga timbul rasa
nyeri, kepekaan, dan kekakuan otot di leher bawah dan pundak. Selain
itu, emosi sedih juga dapat mempengaruhi kerja paru-paru. Dapat memicu
juga aktifitas jantung akibat emosi negatif ini.
sumber : link